Industri otomotif Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat dari konvensional ke elektrifikasi dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan ini tidak hanya mengikuti trend global dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan, tetapi juga sebagai upaya dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Menurut Bambang Gatot, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), perkembangan industri otomotif di Indonesia menuju elektrifikasi menjadi sebuah keharusan. “Kita harus bergerak sejalan dengan negara-negara maju lainnya dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan, termasuk dalam sektor otomotif,” ujar Bambang.
Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah dengan mendorong produsen mobil di Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk memiliki 20% kendaraan listrik dari total produksi pada tahun 2025. Menurut data Kementerian Perindustrian, saat ini terdapat 9 pabrikan mobil yang telah memproduksi kendaraan listrik di Tanah Air.
Namun, tantangan dalam proses elektrifikasi ini tidaklah mudah. Menurut Ahmad Ramli, pakar industri otomotif dari Universitas Indonesia, masih terdapat hambatan-hambatan seperti infrastruktur pengisian daya yang belum memadai dan tingginya harga kendaraan listrik. “Perlu adanya kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut agar proses elektrifikasi dapat berjalan lancar,” jelas Ahmad.
Meski demikian, perkembangan industri otomotif Indonesia dari konvensional ke elektrifikasi menunjukkan progres yang positif. Dengan semakin banyaknya produsen mobil yang berkomitmen untuk memproduksi kendaraan listrik, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama dalam industri otomotif ramah lingkungan di Asia Tenggara.